Kegiatan Plasma Nutfah SDG Hortikultura > Konservasi


Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan/pelestarian plasma nutfah secara teratur untuk mencegah/menghindari dari kerusakan dan kepunahan. Arti konservsi secara luas saat ini tidak hanya melindungi dan mengawetkan namun harus dimanfaatkan secara lestari.
Pada dasarnya ada dua pendekatan konservasi untuk plasma nutfah yaitu secara in situ dan ex situ :

  1. Konservasi in situ dalam arti luas adalah upaya pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan jenis di habitat aslinya.
  2. Konservasi ek situ adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan plasma nutfah di luar habitat aslinya. Konservasi ini dapat dilakukan di lapangan (kebun koleksi) maupun di ruangan/laboratorium (penyimpanan biji, in-vitro, polen, cryopresevation/penyimpanan suhu beku, encapsulation/biji sintetik).
Penyimpanan materi di lapangan dan rumah kasa (field genebank /kebun koleksi) merupakan penyimpanan yang umum dilakukan untuk tanaman yang diperbanyak secara vegetatif dan tanaman tahunan.

  1. Penyimpanan materi dalam suatu ruangan penyimpanan, dibagi menjadi long-term base collection dan medium-term active collection. Penyimpanan long term base collection dilakukan untuk keperluan dimasa yang akan datang, dan akan digunakan pada waktu pengujian viabilitas biji dan regenerasi/rejuvenasi. Penyimpanan medium-term active collection digunakan oleh peneliti maupun pemulia yang memerlukan.
  2. Penyimpanan in-vitro diaplikasikan untuk biji rekalsitran dan diperbanyak secara vegetatif.
  3. Penyimpanan polen dilakukan untuk mengatasi pembungaan yang tidak bersamaan. Penyimpanan materi ini juga mempertimbangkan kadar air biji, suhu dan kelembaban relatif ruang penyimpanan.
  4. Penyimpanan cryopresevation merupakan metode penyimpanan pada suhu nitrogen cair (-196oC) diaplikasikan untuk tanaman yang diperbanyak vegetatif, biji rekalsitran atau semi-rekalsitran.
  5. Penyimpanan encapsulation/sintetic seed/artiicial seed merupakan metode penyimpanan dengan cara pembungkusan bagian kecil tanaman yang hidup dengan larutan yang memiliki kekentalan yang tinggi seperti agar (Sodium alginat).

Konservasi Tanaman Hias Anggrek

Upaya konservasi dilakukan secara in vitro maupun in vivo melalui multiplikasi dan regenerasi anggrek baik melalui persilangan sendiri (selfing), persilangan sejenis (sibbing) dan persilangan antar spesies). Selain itu juga dilakukan perbanyakan tanaman melalui pemisahan anakan, keiki maupun cara stek. Untuk tanaman yang tumbuh lambat seperti Vanda dan kerabatnya, perbanyakan melalui vegetatif sangat lambat, sehingga selfing dilakukan khusus untuk spesies saja.